Salin dan Bagikan
Nasehat Doa

Tidak Berlebihan Dalam Mendoakan Keburukan

Di penghujung kajian Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’,

Syaikh Abdurrozzaq ditanya, “Aku pernah didholimi oleh seorang anggota petugas satpol PP. Dia merobek-robek berkas yang aku berikan padanya.

Aku pun mendoakan petugas itu, semoga Allah merobek-robeknya seperti ia telah merobek berkasku,” ujar seorang penanya.

Dia melanjutkan, “Dua tahun kemudian petugas itu meninggal dalam sebuah kecelakaan, tubuhnya hancur tidak bisa dimandikan dan dikafani. Hanya bisa dibungkus dengan plastik khusus.”

Dengan penuh penyesalan ia berkata, “Apakah aku berdosa atas doaku itu?”

“Seharusnya balasan termasuk juga di dalamnya doa tidak melebihi batas kedholiman,” jawab Syaikh.

“Dan inilah kesalahan yang banyak dilakukan oleh banyak orang,” lanjutnya.

“Ada orang didholimi tentang suatu masalah keduniaan, kemudian dia mendoakan orang yang mendholimi supaya Allah memasukkannya ke dalam neraka dan kekal di dalamnya. Atau mendoakan dengan doa lain yang melebihi kadar kedholiman.”

“Padahal Allah berfirman :

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُواْ بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُم بِهِۦ ۖ وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصَّٰبِرِينَ

“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (An-Nahl : 126).

“Allah juga berfirman dalam surat Asy- Syura :

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖفَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚإِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. ” (Asy-Syura : 40)

“Para ulama’ mengambil faidah dari ayat ini, ada 3 tingkatan dalam menyikapi keburukan:

Membalas keburukan dengan hal yang semisalnya, ini keadilan.
Memaafkan, inilah yang terbaik.
Dholim, sedangkan Allah tidak menyukai kedholiman,” jelas Syaikh.
“Ada satu pertanyaan dalam kasus ini, apabila ada seorang petugas merobek berkas seseorang apakah layak jika ia dihukum karena perbuatannya itu dengan dihancurkan badannya?”

“Tidak, dia tidak layak dihukum seperti itu. Benar ada hukuman baginya, tapi bukan dengan dihancurkan badannya. Maka tidak selayaknya didoakan dengan hal seperti itu.”

“Mungkin saja kematian petugas karena sebab lain yang tidak ada hubungannya dengan penanya, tapi bisa jadi juga karena doa dholim ini.

وَيَدْعُ الإِنسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الإِنسَانُ عَجُولاً

“Manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (Q.s. Al-Isra’: 11)

“Ada faidah yang sangat bagus. Diceritakan dalam kitab Siyar ‘Alamin Nubala’ tentang biografi Aun bin Abdillah, kisah ini sangat bagus, aku anjurkan untuk menghafal atau mencatatnya.”

“Disebutkan bahwa setiap kali Aun bin Abdillah marah, maka ia mengatakan pada orang yang dimarahinya itu ‘baarokallohu fiik.‘”

“Aku pernah menyampaikan kisah ini di suatu kajian, ada yang bertanya, ‘Lantas apa yang ia katakan ketika ia gembira?’

“Ketika dia sangat marah saja begitu sikapnya, tentu ketika lapang hatinya akan lebih baik lagi.”

“Intinya seseorang tidak boleh tergesa-gesa. Ini semua terjadi karena tergesa-gesa dalam berdoa,” pungkas Syaikh.

Madinah, 26 Sya’ban 1439
Hamzah Abror

Link Postingan : https://catatan.tirinfo.com/tidak-berlebihan-dalam-mendoakan-keburukan/

Hendra WIjaya
Tirinfo
2 minutes.
18 April 2024
Tidak Berlebihan Dalam Mendoakan Keburukan